Selamat Datang Di Blogku --- Jadikan Kita Manusia Yang Bermanfaat Dengan Berbagi Pengetahuan Yang Kita Miliki --- Budayakan Setelah Membaca Meninggalkan Jejak Dengan Menulis Komentar

Sunday 26 October 2014

Pancarkan Pesona Diri di Hadapan Suami

Ilustrasi. (amnahakim.com)Betapa mudah… seorang istri merasa tidak percaya di hadapan suaminya. Terlebih ketika mengetahui rekan kerja suami yang wanita memiliki penampilan menarik. Maka wajar saja, para pria lebih memilih tetap bekerja ketimbang pensiun dini. Karena selain ia mendapat penghasilan, di tempat kerjanya juga sebagai sarana “hiburan” tersendiri.
Di rumah misalkan, seringkali suami istri mengalami perselisihan bahkan hal kecil saja bisa menyulut api percekcokan. Maka, bagi seorang suami salah satu tempat pelariannya dari rumah adalah di tempat kerjanya. Di tempat kerjanya bisa saja ia melihat pemandangan segar rekan kerja wanitanya berbusana minim, berdandan cantik dan lain sebagainya. Belum lagi di tempat kerjanya, para suami bisa disuguhi obrolan-obrolan dengan lawan jenis yang dianggap sepele padahal kalau terus terjadi interaksi, bisa saja toh timbul sebuah hasrat? Ahh, tebak sendiri saja kelanjutannya.
Dan pada akhirnya, para istri yang bekerja di rumah alias sebagai ibu rumah tangga kurang peka terhadap hal ini. Yang ia temui di rumah, adalah suami yang baik-baik saja.. baru pulang kerja, kemudian istirahat dan begitu terus siklusnya. Maka hal seperti ini adalah hal yang biasa pikirnya. Padahal bisa saja, rumah yang di tempati suami istri hanya jadi tempat istirahat para suami ketika mereka sudah lelah dan letih dalam menghibur dirinya sendiri dengan rekan kerja wanita. Ohh, mungkin memang tidak terjadi apa-apa, tapi bagaimana ya kalau seorang pria harus berelasi atau berhubungan kerja dengan rekan wanitanya yang berpenampilan seksi atau minimal tidak menutup aurat rapat dan mengeluarkan aroma parfum di tubuhnya yang seolah mengajak untuk bercumbu rayu? Masya Allah.. Naudzubillaah, semoga suami-suami kita bukan yang termasuk mengalami hal macam ini ya.
Lantas, jika kita sudah peka akan kenyataan seperti ini, kemudian berusaha untuk mengubah diri setidaknya untuk bisa mempercantik diri di hadapan suami… kita sering menerima kenyataan bahwa sang suami kurang merespon dengan baik. Banyak ibu rumah tangga yang sudah berdandan habis-habisan di rumah agar bisa menarik perhatian suami sementara suami pulang kerja lalu tidak merespon sama sekali, apa yang terjadi? Kesal, jengkel, dongkol… Mengapa sebagai seorang istri kita tidak bisa melebihi cantiknya dan berpakaian seksi layaknya teman kerja wanita sang suami? Seolah upaya seorang istri ini tidak dianggap sebagai sebuah usaha dalam mempertahankan rumah tangga dan menjaga keharmonisan hubungan suami istri.
Ya. Selama ini kita memang sudah dicekoki pemikiran bahwa istri yang seksi di mata sebagian besar suami adalah istri-istri muda yang berani berdandan cantik dan menggunakan pakaian minim di hadapan suami. Benarkah demikian? Padahal, tak semua suami menginginkan hal demikian… Justru ketika letihnya saat ia pulang bekerja, ia butuh sambutan hangat dari istri, disuguhkan minuman atau menyiapkan air hangat untuk mandinya.
Faktanya memang masih banyak suami yang tertarik pada istri melalui kepribadian sang istri. “Keseksian sejati seorang istri justru terletak pada keunikan mengemas dan merepresentasikan keseluruhan dirinya sebagai istri yang menunjukkan kenyamanan dalam bertindak dan bergaul, percaya diri namun santun dan menghargai orang lain—dalam hal ini, sebagai ummahat dan/atau muslimah, ya buat suami.”
Contohnya saja… Sikap yang dianggap nilai plus oleh seorang suami adalah sikap percaya diri. Karena inilah modal utama seorang istri yang ingin memiliki kualitas kepribadian yang baik. Percaya dirilah terhadap apa yang kita miliki. Tidak perlu berdandan glamour untuk menarik perhatian suami. Cukup percaya kepada apa yang ada pada diri dan jadilah diri sendiri maka itu akan membuat suami lebih tertarik.
Selain itu, istri akan dilihat lebih menarik jika memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan berani untuk beraspirasi atau minimal mengemukakan pendapat yang ada di pikirannya. Suami juga tidak akan terlalu senang hidup bersama dengan istri yang selalu mengatakan “iya” setiap suaminya mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu tanpa memberikan saran, pendapat, atau kritik. Ungkapkanlah apa yang ada di pikiran kita, jangan hanya menurut kepada apapun yang suami kita katakan.
Tentu saja, tidak dipungkiri bahwa penampilan juga penting. Tidak munafik jika yang pertama membuat suami tertarik adalah penampilan fisiknya. Penampilan menarik di sini bukan berarti harus menggunakan pakaian-pakaian modis dan bermerk. Tapi berpenampilanlah sewajarnya dengan pakaian-pakaian yang membuat kita nyaman sehingga akan meningkatkan kadar percaya diri kita di hadapan suami.
Jangan lupa untuk bersikap yang wajar dan jangan dibuat-buat. Tunjukkan diri kita yang sesungguhnya tidak perlu susah-susah meniru penampilan orang lain termasuk rekan kerja wanita sang suami yang tidak menutup aurat. Karena setiap orang memiliki keistimewaannya sendiri-sendiri. Tunjukanlah keistimewaan kita dan hal itulah yang akan membuat kita di mata suami terlihat “seksi”.
Istimewanya kita sebagai seorang wanita sekaligus sebagai istri adalah ketika kita memiliki prinsip dan pendirian yang jelas. Suami paling malas dengan istri yang selalu berubah-ubah dan tidak memegang perkataannya. So, jadilah istri yang memiliki inegritas dalam perkataan dan perbuatan secara konsisiten. Tidak mudah dipengaruhi oleh apa dan siapapun.
Karena suami dan istri itu berasal dari planet yang berbeda.. maka suami akan lebih cepat tertarik kepada istri yang mudah beradaptasi dan menerima perbedaan. Istri yang memiliki sifat seperti ini memiliki pesona tersendiri yang membuat dirinya akan terlihat seksi dan menarik di mata suami.
Jadi… Jangan minder dengan apa yang sudah Allah anugerahkan bagi diri. Kalau suami bisa terpesona dengan kecantikan luar dari rekan kerja wanitanya, maka seharusnya kita sebagai istri bisa memikat suami dengan kecantikan yang terpancar dari dalam diri kita. So, pancarkan pesona diri di hadapan suami.. Karena setiap wanita terlahir menarik! Be a great wife!!

Sumber : Dakwatuna.com
Penulis : Deasy Lyna Tsuraya
read more

Karakteristik Baitul Muslim (Keluarga Islami)

http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2014/09/keluarga-suami-istri-anak.jpgBaitul muslim (Keluarga Islami) adalah komunitas mitsaly (teladan) dari sebuah masyarakat Islami dan daulah Islamiyah,  ia dibangun di atas asas aqidah yang bersih (tauhid), ibadah yang shahih, akhlak yang lurus, dan fikrah Islamiyah yang kokoh. Ia adalah sebuah perwujudan dari makna firman Allah SWT:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا
فِي السَّمَاء () تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُونَ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,  pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim  dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (Ibrahim: 24-25)
1. Memelihara Aspek Tauhid
Sebuah Rumah tangga berstatus Islami manakala asas penegakannya didasari Tauhidullah, sebab seluruh orientasi hidup ini akan sangat ditentukan oleh asasnya.
Dari sinilah maka Rasulullah Saw mensyariatkan penanaman Tauhid kepada umatnya dimulai sejak usia dini yaitu ketika  manusia baru terlahir dari rahim sang ibundanya   untuk diadzankan.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi dari Abu Rofi’ berkata:
رَأيْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم أذَّنَ في اُذُنِ الحسن بن عَلِيّ حينَ
ولَدَتْه فاطمة (رواه أبو دود والترمذي)
Aku melihat Rasulullah Saw mengumandangkan adzan pada telinga Al Hasan bin Ali RA ketika Fatimah RA melahirkannya”.
Catatan: Para ulama berbeda pendapat terkait dengan disyariatkannya adzan dan iqamat pada bayi yang baru lahir. Perbedaan tersebut merujuk pada bagaimana menyikapi hadits atau riwayat tentangnya. Sebagian ulama, seperti Syeikh Nasiruddin al-Albani, menyatakan bahwa hadits-hadits tentang adzan dan iqamat pada bayi dhaif atau lemah, bahkan ada yang sangat lemah, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai dalil. Sementara kalangan lain, seperti Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, mengakui disyariatkannya adzan dan iqamah pada bayi di mana pendapat ini juga diikuti oleh banyak ulama hingga saat ini seperti Allamah Abdul Aziz ibn Abdullah ar-Rajihi. Adapula pendapat lain yang diutarakan oleh Syeikh Utsaymin bahwa riwayat iqamat di telinga kiri bayi memang lemah, namun adzan di telinga kanan boleh dilakukan meski memang ada catatan dalam riwayatnya. (syariahonline.com)
2. Memperhatikan Ibadah dan kepatuhannya kepada Allah
Suasana Islami yang tercermin dari keluarga muslim adalah ketaatan dan ibadahnya kepada Allah SWT, upaya menumbuhkan suasana tersebut adalah dengan  pembiasaan, untuk terwujudnya  hal tersebut maka antara sesama anggota keluarga harus saling menopang.
Dalam upaya menumbuhkan kebiasaan gemar beribadah pada anak-anak maka ajaklah mereka ke masjid, bila datang Ramadhan latihlah mereka untuk berpuasa dan seterusnya.
Sabda Rasulullah SAW:
مُرُوا أولادَكم باِلصلاةِ وهُمْ أبْناءُ سَبْعِ سِنينَ, واضْرِبوهُم علَيْها وهُمْ أبناءُ عَشرٍ وفرِّقوا بينَهم في المَضَاجع (رواه الحاكم)
“ Perintahkan anak-anakmu menjalankan shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun, dan jika sudah berusia sepuluh tahun pukullah mereka jika tidak mau melaksanakannya dan pisahlah tempat tidur mereka”.
3. Menyemai nilai akhlak Islami: Amanah, muraqabah (merasa dalam pengawasan Allah), shidiq, dll.
Penyangga utama rumah tangga Islami setelah tauhid dan ibadah adalah akhlak, ia adalah pangkal kedamaian dan sakinah sebuah keluarga. Bila anggota keluarga telah tertanam dalam perilakunya sifat amanah, jujur, merasa diawasi oleh Allah SWT dalam segala tindak tanduknya, maka kalau di dunia ini ada surga maka itulah ia.
Sabda Rasulullah Saw:
سُئل رسولُ الله صلى الله عليه وسلم عن أكْثَرِ مايُدخِلُ الناسَ الجنةَ  بعْدَ تقوى اللهِ,
قال: حُسْنُ الخُلُقِ
“ Faktor yang paling banyak menyebabkan seorang manusia masuk surga setelah taqwa adalah akhlak yang baik”  (HR Turmudzi).
Perhatikan dua kisah berikut ini:
Pertama: Suatu pagi buta seorang ibu penjual susu berkata pada putrinya: nak campur saja susu itu dengan air agar menjadi banyak, Khalifah Umar kan tidak tahu, maka sang anak yang telah di didiknya dengan kejujuran dan muraqabatullah dengan santun menjawab; mohon maaf ibu, kalau Amirul mukminin tidak tahu maka Allah SWT Maha Mengetahui.
Kedua: Suatu siang di sebuah lembah di luar Madinah Umar RA berjumpa dengan seorang penggembala kambing yang sedang menggembalakan ratusan gembalanya, lalu Umar RA bertanya: hai Abdallah bolehkah aku beli seekor saja kambingmu? jawab penggembala itu: tidak tuan, kambing-kambing ini bukan milik saya. Umar RA berkata: bukankah gembalaanmu sangat banyak? Andaikata berkurang seekor saja maka tuanmu tidak akan mengetahuinya? Jawab penggembala: benar tuan, pemilik kambing ini tidak tahu, tapi di mana Allah?
4. Penuh perhatian
Seorang laki-laki shalih ia begitu perhatian pada istrinya, berkata santun, memenuhi kebutuhannya, dan  mencintainya, selalu mengayomi agar istri selalu dalam ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul SAW.  Dan seorang wanita shalihah ia selalu menyenangkan suami, menaati perintahnya, dan menjaga kesucian dirinya, berpesan kepada suaminya di pagi hari, dan menanyakan keadaannya di sore hari.
Keduanya sangat perhatian akan keselamatan anak-anaknya, mentarbiyahnya dengan tarbiyah Islamiyah, memberikan makan dengan rizki yang halal.
Demikianlah Rasulullah Saw contohkan kebaikan perhatiannya terhadap keluarga dalam segala hal, sehingga layak Beliau Saw menyatakan:
خَيركُم لأهلِه وانا خيركم لِأَهْلِيْ
“ Sebaik baik kamu semua adalah orang yang paling baik perhatiannya terhadap keluarganya, dan aku (Rasul Saw) adalah orang yang terbaik  di antara kalian perhatianku terhadap keluargaku”.
5. Penuh perhatian dan bersemangat dalam berpartisipasi memenuhi kewajiban-kewajiban dakwah, dan merasa mulia dengan dakwah
Karakter dan sifat spesifik dari keluarga Islami adalah keterikatannya dengan dakwah, ia adalah keluarga dakwah itu sendiri, cukup bagi kita melihat rumah tangga Rasulullah Saw dan Khulafaur Rasyidin RA setiap a’dha dari rumah-rumah pembesar Islam ini saling berkompetisi ingin berbuat yang  terbaik untuk Islam. Dengarkan apa yang dikatakan oleh Abu Bakar RA yang begitu bangganya dengan dakwah Islam ini di tengah menurunnya moralitas sahabat sepeninggal Rasul Saw:
أيَنْقُصُ الإسلامُ وأنا حَيٌّ
Akankah Islam menjadi lemah sedangkan saya masih hidup?
Dan inilah Umar RA berkata:
مَنْ طَلبَ العِزَةَ بغيرِ ما أعَزَّنا اللهَ بهِ أذَلَّنا
Barang siapa mencari kemuliaan dengan selain apa yang Allah telah muliakan kita, maka kita akan hina.
Simaklah apa yang dikatakan oleh ibu Khansa RA kala menerima berita syahidnya keempat putranya:
الحمدُ لله الذي شَرَّفَنِي بِقتْلِهِمْ عَسَى اللهُ انْ يَجْمعَنا جَمِيعا في الجنةِ
Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan orang seperti aku ini dengan syahidnya putra-putraku, semoga Allah berkenan kumpulkan kami semua di surga.
6. Memelihara ajaran Islam dalam setiap urusan rumah tangga (pakaian, makanan, minuman, tidur, bangun, dzikir, dan aktivitas lainnya.
Sungguh tak satupun urusan kehidupan manusia ini yang tidak diatur oleh Islam, sebuah keluarga Islami ia menjalankan perannya dalam mengaplikasikan nilai-nilai agung, didasari sebuah pernyataan:
رضيتُ با لله ربا وبالإسلام دينا و بمحمد نبيا ورسولا
(Rela Allah sebagai Rabb, menjadikan Islam sebagai aturan hidup dan menjadikan tuntunan Rasul Saw sebagai rujukan utamanya)
Ia sadar bahwa keselamatan hanya dengan mengikuti sunnah. Imam Malik rahimahullah berkata:
السُنَّةُ مِثلُ سَفِينَةِ نُوْحٍ, مَنْ رَكِبَها نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْها غَرِقَ
Sunnah Rasul Saw itu ibarat perahu nabi Nuh As (saat terjadi taufan), maka barang siapa naik maka selamatlah ia, dan barang siapa tidak mau menaikinya maka tenggelamlah ia.
7. Menjaga kebersihan dan keindahan rumah
Sungguh keindahan Islam itu sebahagiannya diperankan oleh keluarga Islami, karena ia senang hidup bersih, dalam perilaku, pakaian, makanan, usaha dan sebagainya, ia sadar bersih adalah pangkal keindahan. Demikianlah Rasul Saw nyatakan:
إن اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمالَ, طَيِّبٌ لا يَقْبَلُ إلا طَيِّبا
Sesungguhnya Allah itu Maha Indah menyukai keindahan, Allah itu Maha Baik Maha Mencintai kebaikan. 
8. Membentengi rumah dari pencemaran akhlak
Di antara tantangan yang berat dihadapi keluarga muslim saat ini adalah serangan Ghazwul fikri, sehingga hampir setiap rumah kita tak terhindar dari panah-panah beracun yang di lepaskan oleh musuh-musuh Islam.
Maka sebuah kesadaran Islam (al wa’yu al Islami) harus terus di hidupkan melalui interaksi yang intens terhadap nilai-nilai Islam, dan dakwah  amar ma’ruf nahi munkar agar nuansa keislaman rumah, anak-anak, lingkungan, dan seluruh aktivitas kita mampu terbentengi dari pencemaran akhlak.
Sabda Rasulullah Saw:
من رأى منكم منكراً فليغيْره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم  يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان) رواه مسلم(.
Barang siapa di antara kamu melihat kemunkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, apa bila tidak mampu maka dengan lesannya, apa bila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.
9. Menjaga dan memelihara status dan hak masing-masing
Di antara karakteristik keluarga Islami adalah terpeliharanya status dan hak masing-masing anggota keluarga. Ada ayah ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab seisi rumah akan keselamatan mereka, ia punya hak untuk dihormati dan ditaati selagi perintahnya tidak bertentangan dengan syariat Islam, Ada ibu ia mengayomi anak-anak, menumbuhkan kesejukan dan membahagiakan dan ia punya hak untuk dimuliakan, dan ada anak-anak mereka butuh kedamaian, bimbingan dan perawatan, mereka pun punya hak atas statusnya untuk disayangi.
Di sinilah letak cerminan dari arahan Allah SWT dalam doa yang diajarkan kepada keluarga muslim-mukmin, Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al Furqan: 74)
10. Sederhana dalam ma’isyah (tidak berlebihan)
Al Basathah (kesederhanaan) menjadi karakter Islam, sehingga penerjemah Islam secara aplikatif yaitu Rasulullah Saw demikian sederhana dalam kehidupannya. Tidak pelit dan tidak juga boros, terbaik dalam memberi nafkah, sifat inilah yang diturunkan oleh Al-Quran ke dalam dada setiap mukmin.
Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al Furqan: 67)
Firman Allah SWT:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ
الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,(^) makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.(^) Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. . (Al a’raf: 31)
(^) Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan salat atau tawaf sekeliling Kakbah atau ibadah-ibadah yang lain (^) Maksudnya: jangan melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
11. Menjaga hak tetangga, dan saudara dalam dakwah
Keindahan karakter keluarga Islami juga tercermin dari interaksi sosial masyarakatnya. Cukuplah Rasul Saw sebagai teladan kita untuk kita pegangi arahannya; sabda Beliau Saw:
مَنْ كانَ يؤُمِنُ بالله و اليومِ الإخِرِ فاليُكْرِمْ جارَهُ
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tetangganya
Tetangga kita ada di antaranya memiliki tiga hak, ada yang dua hak dan ada yang hanya memiliki satu hak saja.
Adapun yang memiliki tiga hak adalah dia seorang muslim, kerabat dan rumahnya dekat dengan rumah kita.
Yang memiliki dua hak adalah ia seorang muslim dan tinggalnya dekat dengan kita, sedang yang satu hak adalah ia rumahnya dekat dengan rumah kita. Dan masing-masing mereka menuntut untuk ditunaikan hak-haknya.
Tentang hak saudara Rasul Saw. Bersabda:
حق المسلم على المسلم ست: إذا لقيته فسلم عليه, وإذا دعاك فأجبه, وإذا
استنصحك فانصحه, وإذا عطش فحمد الله فشمته, وإذا مرض فعده, وإذا مات
فأتبعه.
“Hak sesama muslim itu enam: bila berjumpa berilah salam, bila diundang hadirilah, bila meminta nasihat berilah nasihat, bila bersin dan ia membaca hamdalah doakanlah, bila sakit jenguklah dan bila meninggal dunia maka antarkan sampai ke makamnya”.

Sumber : Dakwatuna.com
Penulis : Tim Kajian Manhaj Tarbiyah
read more

Taman Itu Bernama Keluarga

keluarga Sepuluh menit ini semoga menjadi waktu yang berharga untuk berbagi hikmah. Hikmah tentang kehidupan dan tentang hati yang bahagia dan sedihnya sudah diatur sedemikian rupa dengan indah oleh Allah swt. Ada perasan bahagia yang selalu terpancar dalam hati, saat seorang hamba menyerahkan seluruh urusan hidupnya hanya pada-Nya, sang Khalik yang tak pernah sekejappun meninggalkannya. Banyak hikmah terserak, begitu nikmat dan bahagianya, bahkan akan menjadi lebih nikmat saat mata ini masih bisa menteskan airnya. Pengaturan Allah itu indah. Yakinlah. Semua kehendak-Nya adalah kebaikan untuk hamba-Nya.
Siapapun, tak terkecuali, Allah berkehendak untuk melimpahkan rasa bahagia, di tengah melintangnya onak-onak duri dan rumitnya mengurai tali kehidupan. Kadang kebahagiaan itu datang dari hal hal kecil yang seringkali diremehkan. Bukankah banyak rangkaian bunga menjadi indah tersusun dari kelopak-kelopak kecil yang secara harmoni bersusun dalam tangkainya. Pernahkah kau tatap indahnya melati, atau sakura yang mempesona, mungkin juga rangkaian anggrek jingga dan putih yang menjuntai nan anggun.
Demikianlah, kehidupan menjadi seorang istri, menjadi seorang suami, menjadi ibu, menjadi ayah, dalam biduk rumah tangga, selalu menghadirkan rangkain-rangkaian hikmah indah seperti bunga-bunga. Ada saat bunga bermekaran warna warni, ada saat layu, untuk kemudian bersemi kembali. Dalam kokohnya batang, silih berganti bunga itu bermunculan pada sisi yang berbeda dan berpindah, tapi bunga itu akan selalu hadir sepanjang musim, sepanjang masa, sepanjang usia. Meski tangkai yang menyembulkan kelopak bunga itu tak selalu sama. Kokohkan biduk rumah tangga, agar tidak menjadi bunga semusim, kokohkan batang bunga itu, agar bunga itu terus bermunculan.
Menjadi suami yang selalu bersemangat mencari nafkah, dalam rasa lelahnya akan Allah hadirkan kebahagiaan manakala menatap lembut senyum sang istri mengucap syukur menerima rezeki dengan perantaan keringat suami. Bunga indah di batang tangkai yang satu ,tidak selalu berbarengan dengan tangkai yang lain. Boleh jadi di saat indah menatap senyum mengembang nan indah tadi, pada saat yang sama dihadapkan pada masalah sang buah hati yang mengambek tidak mau sekolah.
Menjadi istri, di tengah rumitnya mengatur anggaran rumah tangga, Allah hadirkan kebahagiaan menatap indah sapaan lembut suami yang selalu mencintainya. Bertambah mekar keindahan itu menatap takjub melihat sang buah hati dengan bersemangat datang ke masjid untuk berjamaah.
Menjadi seorang anak dari orang tua yang sudah beranjak senja, di tengah kesabaran yang ekstra berkhidmat memenuhi kehendaknya, Allah hadirkan keberkahan mustajabnya doa tulus orang tua. Tak terbantahkan. Bersabarlah menapaki setiap detiknya menemani kesunyian yang dirasakan orang tua.
Ya.. selalu ada ruang untuk bahagia, selalu ada ruang untuk bersyukur… selalu ada ruang untuk bermekaran bunga bunga indah dalam taman rumah tangga. Bersyukur.. bersabar selalu silih berganti menjadi hiasan indah dalam kehidupan seorang muslim. Semoga hikmah menghadirkan semangat antusiasme menatap hidup bagi siapapun yang membaca. Semoga taman ini selalu indah bermekaran bunga-bunga. Baiti jannati..
Ya Rabbi.. karuniakan kepada kami pasangan hidup dan keturunan yang senantiasa menjadi penyejuk mata bagi kami. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang –orang yang bertakwa. Ya Rabbi .. jadikan kami hamba yang senantiasa menegakkan shalat, beserta seluruh anak keturunan kami.
Ya Rabbi… karuniakan kepada kami kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akherat dan jauhkan kami dari siksa api neraka.
Aamiin..

Sumber: Dakwatuna.com
Penulis : Sri Kusnaeni, S.TP. ME.I
read more

Tuesday 30 October 2012

Aktif Non Aktif Windows Firewall 7

Selamat malam sahabat blogger, pada kesempatan kali ini Saya akan kembali berbagi sedikit pengetahuan Saya. Pada postingan kali ini, Saya akan memberikan langkah-langkah mengaktifkan dan menonaktifkan Firewall pada Windows 7.




  • Langkah pertama, klik tombol Start-Control Panel.
  •  Langkah kedua, klik opsi System and Security.
  • Langkah ketiga, klik opsi Windows Firewall.
  • Langkah keempat, klik opsi Turn Windows Firewall on or off.
  • Langkah kelima, pilih opsi Turn On Windows Firewall (Aktif) atau Turn Off Windows Firewall (Non Aktif)-Ok.
SELAMAT MENCOBA ! ! !
read more

Aktif Non Aktifkan Proxy Di Mozilla Firefox

Selamat malam teman-teman blogger, pada postingan kali ini saya akan coba berbagi sedikit tentang cara meng-aktifkan dan menon-aktifkan proxy pada web browser Mozilla Firefox. Berikut langkah-langkahnya :
  • Langkah pertama, buka Mozilla Firefox lalu klik menu Tools-Option
  • Langkah kedua, lalu pilih menu Advanced-Network-Settings.
  • Langkah ketiga, lalu pilih opsi Manual Proxy Configuration (untuk meng-aktifkan proxy) / No Proxy (untuk menon-aktifkan proxy)-Ok-Ok. 

SELAMAT  MENCOBA ! ! !
read more

Saturday 13 November 2010

KESETIAAN DAN KESABARAN SEORANG SUAMI

Kembali cerita berikut sedikit saya ambilkan dari kisah seorang sahabat di Surabaya, tempat saya berdomisili saat ini. Sebuah contoh kesabaran dan kesetiaan seorang suami pada istrinya yang patut dijadikan teladan bagi kita semua.

Rumah kontrakan kecil di wilayah kecamatan Wonokromo Surabaya, yang berisi kamar tidur dan sebuah dapur mini menjadi saksi bisu keindahan hidup suami istri ini, Rofi dan Tini. Kesederhanaan telah menjadi gambaran keseharian mereka. Rofi lelaki asal Surabaya, berprofesi sebagai tenaga kontrak sebuah perusahaan kontraktor bangunan di kota asalnya, dan Tini, istrinya, adalah seorang wanita lugu asal kota Reog, Ponorogo, yang berprofesi sebagai penjual bakso di depan rumah kontrakan mereka.

Rofi adalah tipe lelaki kurus, pendiam dan bersahaja yang hampir setiap hari selalu menyempatkan diri untuk sholat berjamaah di mushola dekat rumahnya. Sedangkan Tini,  wanita yang bertubuh agak gemuk, suka bercanda namun tetap bersahaja seperti halnya suaminya. Dalam kesehariannya, jarang sekali perselisihan ditemukan dalam rumah tangga mereka, sehingga para tetangga menganggap mereka sebagai pasangan yang harmonis.

Hampir sepuluh tahun sudah perjalanan rumah tangga Rofi dan Tini, tapi sayang belum seorang anak pun yang Allah amanahkan kepada mereka. Resah yang Tini rasakan, apalagi jika melihat suaminya sering menggendong anak kecil, entah anak saudaranya ataupun anak tetangganya. Sedih pula hati kecilnya ketika ia merasa belum bisa memberikan keturunan untuk suaminya dari rahimnya sendiri.

Tapi Tini bukanlah wanita yang lemah dan cengeng, walaupun kondisi fisiknya memburuk karena sakit dan berwajah tak secantik wanita pada umumnya, tapi ia adalah sosok wanita yang tegar dan ikhlas. Tegar tatkala ujian seperti ini datang melanda dirinya dan ikhlas tatkala mengizinkan suaminya untuk menikah lagi dengan wanita lain agar bisa mendapatkan keturunan dari darah dagingnya sendiri. Tapi dibalik tegar dan ikhlas yang coba ia tanamkan dalam benaknya, ada jerit tangis yang menyayat dalam jiwanya, jerit tangis seorang wanita. Selayaknya wanita lainnya, ia pun sebenarnya tak ingin dimadu dalam hidupnya. Tapi apa boleh buat, kenyataan membuatnya harus menerima keadaan ini.

Lain halnya dengan Rofi, Rofi tidaklah lelaki seperti kebanyakan. Sebagaimana istrinya, ia pun bukan lelaki lemah yang mudah tergoda bujuk rayu wanita lain meski telah mendapat izin dari istrinya untuk menikah. Ia adalah tipe laki-laki yang sabar dan setia. Namun sebagai laki-laki normal tentu besar pula  keinginannya untuk memiliki anak dari darah dagingnya sendiri sebagai penghibur dirinya tatkala lelah menghampiri, tapi ia tepiskan keinginannya itu jauh-jauh demi menjaga perasaan istrinya.

Lama sudah rasa resah itu melanda hati Tini. Bertambahlah resah itu saat Rofi, lelaki yang dicintainya, mendapat tugas kerja untuk jangka waktu yang lama di kota Sorong, Papua. Sebuah kota yang jauh dari tempat tinggalnya sekarang, Surabaya. Apalagi untuk orang kecil sepertinya, sebuah tiket pesawat ke Papua tentu menjadi barang yang mahal untuk ia dapatkan.

Setahun berlalu sejak keberangkatan suaminya ke Sorong, tak jarang hati Tini merasakan kerinduan yang teramat sangat. Apalagi sejak pertama berangkat hingga kini, belum sekalipun suaminya pulang untuk menjenguknya. Hanya melalui telepon, suara Rofi yang gagah layaknya seorang laki-laki perkasa dari seberang sanalah yang sanggup meredam kerinduannya walau hanya sesaat. Itupun tidak setiap hari, hanya pada saat-saat tertentu saja suaminya menelpon dirinya.

Bila kemudian kerinduan itu datang lagi menerpa, kembali rasa resah dan gundah menghantui dirinya. Resah jika suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuan dirinya. Dan gundah jika suaminya enggan kembali ke Jawa lantaran telah memiliki keluarga baru di sana dengan seorang istri yang cantik dan anak yang lucu. Tapi ia tetap berusaha tegar dan ikhlas dengan apapun yang terjadi. Hanya doa-doa manis penenang jiwalah yang bisa ia panjatkan sekedar untuk menenangkan hatinya yang gelisah itu.

Belakangan, sudah beberapa lama ini Rofi, suaminya, tak kunjung menelpon dirinya. Tapi ia tetap bersikap tenang. Diingatnya sejumlah dialog yang pernah terjadi diantara mereka sebelum Rofi berangkat ke Sorong, Papua. Dialog seorang istri yang sedih lantaran ditinggal ke luar kota oleh suaminya dalam waktu yang lama, dan dialog seorang istri yang dengan berat hati mengizinkan suaminya untuk menikah kembali dengan wanita lain. Tapi ada satu dialog yang selalu kan diingat dan dikenang olehnya, suatu jawaban bijak dari Rofi atas pertanyaan yang ditujukan kepadanya yang cukup membuat hati Tini menjadi tenang,

Sayang, kamu adalah segalanya bagiku. Allah anugerahkan kamu untukku sebagai pelangi yang senantiasa mewarnai hidupku. Senyummu adalah semangat jiwaku dan tangismu adalah duka batinku.

Jikalau Allah berkehendak mengamanahkan seorang anak untuk kita, tentulah teramat mudah bagiNya. Tapi jika Allah belum menghendaki seorang anakpun untuk kita, mungkin ada rahasia Allah dibalik itu yang takkan mudah kita pahami karena keterbatasan ilmu kita, manusia. Bila waktunya tiba, anak akan hadir walaupun kita tidak menginginkannya hadir, dan sebaliknya, anak tak akan hadir walau sesusah apapun kita menginginkannya untuk hadir. Karena itu adalah hak prerogatif Allah sepenuhnya yang telah dicatat olehNya dalam Lauhul Mahfudz.

Allah tahu apa yang terbaik untuk kita sekarang. Anak adalah amanah, anak adalah titipan, dan anak adalah tanggung jawab. Mungkin Allah menganggap kita belum mampu dan belum siap untuk memikul amanah itu sehingga Allah menundanya untuk kita. Seandainya Allah kirimkan seorang anak saat ini, mungkin kamu akan terlalu sibuk mengurus anak kita sampai tak sempat lagi mengurus aku, suamimu, sehingga akupun menjadi terabaikan dan cemburu pada anak kita. Atau mungkin aku masih belum pantas menjadi seorang ayah karena Allah menganggap aku belum sanggup merawat anak kita lantaran berbagai keterbatasan yang kumiliki.

Sayang, mungkin Allah hendak menjadikan kita selayaknya Nabi Zakariyya yang dengan kesabarannya lalu dianugerahkan padanya seorang anak yang soleh padahal usianya sudah sangat renta. Atau mungkin Allah tak hendak menjadikan kita selayaknya Nabi Nuh yang diberikannya seorang anak namun kafir lagi mendurhakai Allah, Tuhannya, padahal ayahnya seorang nabi untuk umat di zamannya. Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.

Sayang, aku tahu kamu punya banyak kekurangan. Tapi tak selayaknya aku biarkan kekuranganmu itu menjadi aib bagimu. Aku adalah pakaian terindah untukmu dan kamu adalah pakaian terindah untukku, pakaian untuk menutup segala kekurangan yang ada dalam diriku dan dirimu. Betapapun banyaknya pakaian mahal dan indah yang bisa kubeli dan kupakai, tapi hanya ada satu pakaian terbaik yang melekat dalam tubuhku, dan pakaian itu adalah kamu. Pakaian yang lain mungkin akan pudar dimakan zaman, pakaian lain mungkin akan luntur ditelan waktu, tapi kamu, adalah pakaian yang tak akan pernah pudar dan luntur selamanya, karena kamu adalah pakaian terbaik hidupku yang Allah persembahkan untuk aku. Lalu masih pantaskah aku untuk mencari pakaian-pakaian yang lain? Yang belum tentu bisa kudapatkan pakaian sebaik dan seindah kamu?

Seandainya aku jadi kamu dan aku menyuruhmu menikah lagi hanya karena aku tak dapat memberikanmu seorang anak, betapa naifnya aku telah menyia-nyiakanmu. Tak terbayangkan olehku betapa sakitnya hati yang kurasakan melihat kamu bercumbu mesra dengan orang lain yang menjadi maduku. Tak terbayangkan pula olehku melihat kamu tersenyum bahagia padahal hatiku hancur luluh lantah bagai ditelan bumi. Demikian juga halnya denganku. Tak ingin rasanya aku melihatmu menangis karena tak kuasa menahan sakitnya hati diduakan. Dan tak ingin pula aku tersenyum di atas derita batin yang kamu rasakan. Kamu adalah milikku satu-satunya di dunia ini dan begitu pula aku adalah milikmu satu-satunya dalam hidupmu yang tak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Kamu tercipta untukku dan aku tercipta untukmu.
Sekarang kamu tenang ya sayang, jangan bersedih lagi. Insya Allah aku akan menjaga cinta ini untukmu selalu.”

Tit..tit..tit..tit.....
Getar suara pesan singkat dari handphone milik Tini mengejutkan keheningan malamnya. Sambil membuka pesan singkat yang baru diterimanya, diambilnya sebuah bingkai foto Rofi, suaminya, lalu didekapnya erat-erat dalam hangat peluknya. Tak lama pesan singkat itu dibacanya :

”Sayang baik-baik ya di sana, aku kan selalu merindukanmu di sini. I love u…
dari Rofi, suamimu.”


=========================================
Oleh : Setetes Peluh Perjuangan
 Source:  RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF ON FACEBOOK
read more

Monday 4 October 2010

Setting Modem Wireless G ADSL 2+ TD-W8101G

Postingan kali ini saya kembali akan membahas cara setting modem Tp- Link, tidak jauh berbeda dengan postingan saya yang sebelumnya yang berjudul Seting Modem Tp-Link ADSL TD-8816 / 8817. Namun pada postingan kali ini saya akan membahas seting Modem  Tp - Link Wireless G ADSL2+ Tipe TD- W8101G. Berikut merupakan tahapannya :
    • Tahap pertama, buka browser teman - teman kali ini saya menggunakan Mozilla Firefox. Lalu ketik alamat modem 192.168.1.1. lalu tekan Enter.
  • Tahap kedua, setelah itu akan muncul jendela baru seperti gambar dibawah ini, lalu ketik untuk Usernama = admin dan Password = admin lalu tekan Enter.
  • Tahap ketiga, setelah tahap 1 - 2 sudah teman - teman lewati selanjut akan muncul tampilan baru seperti gambar dibawah ini. Lalu teman - teman pilih menu Quick setup - Run Wizard.
  • Tahap kelima, selanjutnya akan muncul jendela baru seperti gambar dibawah ini, lalu teman - teman klik tombol Next.
  • Tahap keenam, selanjutnya kembali akan muncul tampilan baru seperti gambar dibawah ini. Lalu pilih lokasi dimana teman - teman tinggal.
  • Tahap ketujuh, selanjutnya muncul tampilan baru seperti gambar dibawah ini. Pada tahap ini akan muncul beberapa opsi, lalu teman - teman pilih PPPoe/PPPoa - Next.
  • Tahap kedelapan, selanjutnya kembali muncul tampilan baru seperti gambar dibawah ini. Lalu masukkan nomor Speedy dan Password teman - teman, pilih VCI = 0, VPI = 35 Connection Type = PPPoE LLC dan klik next.
  • Tahap kesembilan, selanjutnya mucul tampilan baru dan disini teman - teman dapat menyeting SSID dan Password untuk wireless. Lebih jelasnya seperti gambar dibawah ini.
  •  Tahap kesepuluh, lalu teman - teman klik tombol Next - Close.
 SeLamat Mencoba !!!

http://adf.ly/E8aOg
read more